Selasa, 24 Agustus 2021

HR.BUKHARI

 No.55

Dari Abu Mas'ud dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, 


إِذَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أَهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ


"Apabila seseorang memberi nafkah untuk keluarganya dengan niat mengharap pahala maka baginya Sedekah"


◾(HR. Bukhari 55)


NO.3167

HADITS KITA HARI INI

Kamis, 17 Jumadi Tsani 1443 H

https://t.me/haditskitahari_ini


*Puasa Daud*

------------------

Sahih al-Bukhori:3167


عَنْ عَبْد اللَّهِ بْن عَمْرٍو قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: 

أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا، وَأَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ، كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَيَقُومُ ثُلُثَهُ، وَيَنَامُ سُدُسَهُ.


Dari Abdullah ibn Amr, dia berkata: Rasulullah saw berkata kepadaku: 

Puasa yang paling Allah cintai adalah puasa Nabi Daud, dia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari, dan shalat yang paling Allah cintai adalah shalatnya Nabi Daud, dia tidur hingga pertengahan malam, lalu mendirikan shalat pada sepertiga malam, dan tidur kembali pada seperenam malamnya.


Pesan :

Puasa yang paling Allah cintai adalah puasa Nabi Daud as, beliau berpuasa satu hari dan tidak berpuasa di hari berikutnya. Jika anda sanggup melaksanakan puasa Daud, maka hendaklah anda melakukannya. Namun jika tidak, maka anda bisa melaksanakan puasa sunnah Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh setiap bulannya.

Selasa, 17 Agustus 2021

3 Perusak Agama

 Eramuslim – Ada tiga perkara yang disinyalir merupakan faktor bencana terhadap agama. Ketiganya kini semakin jelas dan nyata berada di tengah-tengah kita.

Rasulullah SAW bersabda, “Bencana terhadap agama itu ada tiga: ulama yang fajir (banyak melakukan dosa), pemimpin yang jair (kejam dan zalim), serta mujahid yang jahil” (HR Ad-Dailami).

Pertama, Rasulullah SAW menyebutkan, ulama yang fajir atau banyak melakukan dosa. Maksudnya, mereka yang mengerti tentang hukum-hukum halal, haram, sunah, makruh, dan sebagainya, tetapi dia tidak mengamalkannya dan tindak-tanduknya tidak sesuai dengan kapasitas ilmunya.

Hal seperti ini banyak terjadi di kalangan ulama kita pada zaman sekarang. Jika ulama bersikap demikian, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan umatnya? Rasulullah SAW bersabda, “Seorang ulama tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (berarti amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya)” (HR Ad-Dailami).

Kedua, pemimpin yang jair artinya penguasa, pemerintah, atau raja yang memerintah secara tidak adil. Dengan kekuasannya mereka, secara sadar atau tidak melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang tak lain adalah memakan harta rakyatnya.

Pandangan Rasulullah

SAW empat belas abad yang lalu tentang pemimpin suatu kaum kini mendekati kenyataan. Beliau bersabda, “

Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila turun dari mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai

” (HR ath-Thabrani). Ini juga termasuk salah satu faktor yang menjadi bencana terhadap agama.

Ketiga, mujahid yang jahil. Inilah yang paling banyak merusakkan agama. Sebab, dia mengaku seorang ulama yang berijtihad, tetapi pada hakikatnya dia jahil dan tidak menguasai ilmu bahasa Arab serta ilmu dalalah (semantik).

Dia juga tidak mengerti makna lafaz-lafaz, baik yang jelas maupun yang tersembunyi. Terlebih lagi jika dia tidak mengerti tentang asbabul wurud (sebab-sebab turunnya) hadis-hadis Nabi dan asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya) ayat-ayat Alquran, tidak memahami ijmak ulama serta qiyas, dan tidak bisa membedakan mana perkara yang mendatangkan bahaya dan mana pula yang mendatangkan kemaslahatan. Jika demikian keadaannya, ia tidak memenuhi syarat-syarat sebagai seorang mujahid.

Ketiga faktor yang disebutkan di atas merupakan pemusnah agama. Maka, barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan di negeri akhirat harap berhati-hatilah. Jagalah agamamu, mudah-mudahan Allah SWT akan selalu menjagamu. 

Wallahu a’lam bish shawab.

Jumat, 13 Agustus 2021

ibnu majah no.3931

 PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS


Larangan Mencela Sesama Muslim


عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ


Daripada Muhammad bin Sa'd dari Sa'ad, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda: "Mencaci orang muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran."

(HR Ibnu Majah No: 3931) Status: Hadis Sahih


Pengajaran:


1.  Mencaci orang Islam itu termasuk perbuatan fasik.


2.  Memerangi orang Islam itu termasuk perbuatan kufur.


3.  Allah melarang orang beriman dari saling mencela. Firman Allah:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ


“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim“.

(Al Hujuraat :11)


4.  Imam At Thabari menyatakan: larangan ini mencakup seluruh bentuk celaan dan cacian. Tidak boleh seorang mukmin mencela mukmin yang lain kerana kemiskinannya, kerana perbuatan dosa yang telah dilakukannya, juga sebab yang lainnya”.

(Jaami’ul Bayan)


5.  Sikap mencela orang lain itu berpunca dari rasa sombong dan ujub terhadap dirinya sendiri yang merasakan dirinya lebih baik. 


6.  Seorang Mukmin tidak akan memanggil atau menggelar orang lain dengan gelaran atau panggilan yang buruk.


Marilah kita bersifat RAHMAH. Moga kita dijauhi dari sifat suka mencela dan menghina orang lain.


28hb Julai  2021

18hb Zulhijjah 1442H